PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
TUGAS PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA
Nama
: SITA KATRINA DEVI
NIM : (30518113)
Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
Daftar
Isi
Bab 1 pendahuluan............................................................
Latar
belakang.......................................................................................1
Bab 2 isi............................................................................
Kajian Pustaka
Definisi
etika........................................................................................2
Definisi
moral.......................................................................................3
Definisi
norma......................................................................................3
Perbedaan
moral dan
etika...................................................................3
Macam-macam
etika............................................................................4
Definisi
nilai..........................................................................................5
Macam-macam
nilai di
kehidupan........................................................5
Nilai yang
terkandung dalam pancasila................................................7
Pengertian
nilai sosial budaya..............................................................9
Pebahasan........................................................................
Pancasila sebagai sistem etika..............................................................8
Pancasila sebagi sistem etika
dalam perspektif sosial budaya ...........10
Bab 3
penutup.................................................................
Kesimpulan..........................................................................................15
Saran...................................................................................................15
Daftar Pustaka.................................................................................
Kata
Pengantar
Segala
puji bagi Tuhan yang telah memberi kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “pancasila sebagai sistem etika” ini dengan tepat waktu.
Terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membimbing kami hingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga untuk teman-teman yang telah
mendukung dan memberikan bantuannya saat proses pembuatan makalah. Apabila ada
kekurangan di dalam makalah ini kami meminta maaf yang sebesar-besarnya dan
kami harapkan sara dari pembaca.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang
Dalam
kehidupan sosial di masyarakat tentu tak jauh dari yang namanya etika. Etika
sendiri muncul abstrak dan diciptakan oleh masyarakat. Etika ada agar tercipta
keharmonisan dalam hubungan. Setiap negara memiliki etikanya masing-masing.
Oleh karena itu, bagaimana bentuk etika tersebut bergantung pada pengaruh keadaan
dimana etika itu berada. Bisa berasal dari aspek ideologi, kebudayaan,
kebiasaan dan lain-lain. Di indonesia etika berbeda dari satu suku dan suku
yang lain. Suku jawa misalnya, akan berbeda cara berbicara, menerima tamu
ataupun makan dengan suku batak.
Pancasila
sebagai dasar praktik beretika dalam bangsa Indonesia. Etika-etika tersebut
terjabar dari Nilai yang terkandung dalam pancasila. sedangkan nilai Pancasila
berasal dari kristalisasi nilai yang telah di dalam masyarakat dari sebelum
pancasila itu terbentuk. Selain itu nilai pancasila adalah nilai yang dapat
diterima oleh siapapun atau bersifat universal. Maka etika pancasila menjadi
mudah diterima oleh seluruh lapisan budaya dan mungkin bisa juga dipraktikkan
di negara lain.
Selain
itu, nilai Pancasila menjadi dasar dalam kehidupan sosial. Oleh karena, Pancasila
sendiri tercipta dari kebudayaan-kebudayaan luhur Indonesia yang dipersatukan,
jadi Pancasila tidak bisa dipisahkan dalam praktik kehidupan sosial dan budaya
bangsa Indonesia. Sebagai salah satu warga negara sudah menjadi keharusan bahwa
menjiwai Pancasila dilakukan dengan perilaku mengikuti etika pancasila salah
satunya sosial dan budaya yang ada di Masyarakat. Dalam makalah ini kita akan
belajar bagaiman etika bangsa indoneisa terbentuk dari nilai dalam pancasila.
BAB
2
ISI
2.1 Kajian pustaka
2.1.1 Definisi Etika
Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, yang
artinya “muncul dari kebiasaan”) yaitu sebuah sesuatu di mana dan bagaimana
cabang utama filsafat yang merupakan ilmu dari nilai atau kualitas yang menjadi
studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika meliputi analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St.
John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menaruh etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Pengertian dan definisi Etika dari
para ahli antara lain sebagai berikut:
1.
Drs.
O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai paradigma manusia dalam bertingkah
laku menurut ukuran dan nilai yang baik atau sopan.
2.
Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika merupakan teori tentang tingkah
laku prilaku manusia dipandang dari sisi baik dan buruk, semampu yang dapat
ditentukan oleh akal.
3.
Drs.
H. Burhanudin Salam : etika merupakan cabang filsafat yang berkata mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam kehidupnya.
4.
K.
Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994. yaitu secara umum¬nya sebagai
berikut:
·
Etika
merupakan niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya.
·
Etika
adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang
sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.
·
Etika
bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik
mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.
·
Etika
berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.
5.
Maryani
dan Ludigdo : etika merupakan sekumpulan aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur tingkah laku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau
prifesi.
6.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia: etika merupakan nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.
7.
Aristoteles:
di dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia, Pengertian etika dibagi
menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang berarti etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah prilaku atau tindakan manusia. Dan yang
kedua ialah, Manner dan Custom yang berarti membahas etika yang berkaitan
dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in
herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu
tingkah laku atau perbuatan manusia.
8.
Kamus
Webster: etika merupakan suatu studi yang mempelajari tentang apa yang baik dan
buruk secara moral.
9.
Ahli
filosofi: Etika ialah sebagai suatu ilmu formal tentang moral.
10. Ahli Sosiologi: Etika ialah
dipandang seperti adat istiadat, kebiasaan dan budaya dalam berperilaku. (https://majalahpendidikan.com/definisi-dan-macam-macam-etika/)
2.1.2
Definisi Moral
Moral
: nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
2.1.3
Definisi Norma
Norma
: biasanya suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan
tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan
berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.
2.1.4
Perbedaan Moral Dan Etika
§
Moral adalah
kewajiban mutlak yang harus dimiliki oleh manusia sedangkan etika tidak mutlak
tapi lebih baik jika dimiliki
§
Etika kurang pas jika
dikatakan untuk seseorang yang melakukan perbuatan baik karena etika adalah
sebuah studi, sedangkan moral lebih tepat, karena moral lebih mengarah ke sifat
manusia tersebut.
§
Moral sifatnya
normatif-imperatif sedangkan etika bersifat normatif-sistematis (filosofis)
§
Kebanyakan masyarakat
kelas menengah kebawah memiliki moral tapi jarang memperhatikan etika. Etika
biasanya hanya dipikirkan oleh pemerintah khususnya DPR, oleh karena itu mereka
membuat peraturan.
·
Moral digunakan untuk perbuatan yang
sedang di nilai. Sedangkan etika digunakan untuk sistem nilai yang ada.
2.1.5 Macam-Macam Etika
ETIKA DESKRIPTIF, merupakan etika
yang berusaha membidik secara kritis dan rasional tingkah laku dan prilaku
manusia dan apa yang dicari oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
mempunyai nilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mendapatkan keputusan tentang prilaku atau tingkah laku yang mau didapat.
ETIKA NORMATIF, merupakan etika
yang berusaha menetapkan berbagai tingkah laku dan pola prilaku baik yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam kehidup ini sebagai sesuatu yang
mempunyai nilai moral. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan bagan tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi lagi
menjadi 2 yaitu :
1. ETIKA UMUM,
Berbicara mengenai keadaan dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis atau baik, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan konsep moral standar yang menjadi pedoman
bagi manusia dalam bertindak serta menjadi tolak ukur dalam menilai baik atau
buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di artikan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori teori.
2. ETIKA KHUSUS,
Merupakan penerapan konsep moral
standar dalam situasi kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana saya mengambil keputusan
dan bertindak dalam bagan kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang
didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi 2
bagian yaitu :
a. Etika individual, yaitu
menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara
mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat
manusia. (https://majalahpendidikan.com/definisi-dan-macam-macam-etika/)
2.1.6 Definisi Nilai
Nilai adalah
alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan
akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir
yang berlawanan.[1] Nilai
memuat elemen pertimbangan
yang membawa ide-ide seorang
individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai)
2.1.7 Macam-Macam
Nilai Di Kehidupan
Dilihat dari bentuknya, nilai
terbagi dalam berbagai jenis, antara lain;
Nilai Sosial
Pengertian nilai
sosial adalah sesuatu yang sudah melekat di masyarakat yang berhubungan dengan
sikap dan tindakan manusia di dalam lingkungannya. Arti ini sejalan dengan
sikap manusia yang tidak bisa hidup secara mandiri, perlu pertolongan orang
lain.
Contoh nilai
sosial misalnya saja dalam setiap tindakan dan perilaku individu di masyarakat,
selalu mendapat perhatian dan berbagai macam penilaian, seperti mencuri
bernilai buruk dan menolong bernilai baik. Sedangkan untuk pengertian
masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal menetap dalam kurun waktu
tertentu. Selengkapnya, baca; Nilai Sosial: Pengertian, Fungsi, Ciri, dan
Contohnya
Nilai Kebenaran
Pengertian
nilai kebenaran adalah nilai yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio,
budi, dan cipta). Nilai ini merupakan nilai yang mutlak di bawa sejak lahir,
oleh karena itulah banyak yang menyebutkan bahwa nilai ini adalah pandangan
yang kodrati, lantaran tuhan memberikan nilai kebenaran melalui akal pikiran
manusia.
Contoh nilai
kebenaran misalnya saja adanya seorang hakim yang bertugas memberi sangsi
kepada orang yang diadili. Tugas hakim sebelum melakukan proses sakti haruslah
melihat kronolgi dan telaah kasus yang sedang benar-benar dapat
dipertanggungjawabankan.
Nilai Keindahan
Pengertian
nilai keindahan adalah nilai yang bersumber pada unsur rasa setiap manusia,
dengan nama lain dikenal dengan “estetika”. Keindahan bersifat universal. Semua
orang memerlukan keindahan. Namun, setiap orang berbeda-beda dalam menilai
sebuah keindahan itu sendiri.
Contoh nilai
keindahan sendiri, misalnya saja adanya sebuah karya seni tari merupakan suatu
keindahan. Akan tetapi, tarian yang berasal dari suatu daerah dengan daerah
lainnya memiliki keindahan yang berbeda, bergantung pada perasaan orang yang
memandangnya.
Nilai Moral
Pengertian
nilai moral adalah suatu sistem penilaian yang bersumber pada kehendak atau
kemauan (karsa, etik). Dengan moral, manusia dapat bergaul dengan baik
antarsesamanya. Oleh karena itulah nama lain dari jenis nilai ini sendiri
dikenal dengan nilai kebaikan.
Contoh kasus
mengenai nilai moral, misalnya saja ketika seseorang berbicara dengan orang
yang lebih tua dengan tutur bahasa yang halus, merupakan etika yang tinggi
nilainya. Adapun keadaan ini menjadi ciri khas dari tatakelakuan yang harus
dijalankan.
Nilai Agama
Pengertian
nilai agama adalah nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini
bersumber pada hidayah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Melalui nilai agama yang
seringkali dikenal dengan nilai religius, manusia mendapat petunjuk dari Tuhan
tentang cara menjalani kehidupan.
Contohnya,
untuk dapat berhubungan dengan Tuhan, seseorang manusia yang beriman haruslah
harus beribadah menurut agamanya masing-masing. Semua agama menjunjung tinggi
nilai religius. Namun, tata caranya berbeda-beda. Hal ini karena setiap agama
memiliki keyakinan yang berbeda-beda. (http://dosensosiologi.com/macam-macam-nilai/)
2.1.8 Nilai yang terkandung dalam pancasila
Nilai Religius dan Keagamaan dalam
Sila Pertama
Berbicara tentang nilai-nilai
Pancasila, dalam sila pertama terkandung nilai tentang religius dan keagamaan.
Sila pertama ini mengalami perubahan dan sejarah yang panjang hingga diperoleh
sila seperti yang kita kenal saat ini. Perubahan yang dibuat itu ditujukan agar
tidak terjadi konflik antar umat beragama karena penggunaan kata yang kurang
tepat. Nilai Pancasila inilah yang seharusnya dijalankan oleh masyarakat
Indonesia, yaitu agar menghargai berbagai perbedaan keyakinan yang ada agar
tidak menimbulkan konflik.
Nilai Kemanusiaan dalam Sila Kedua
Pancasila sebagai sumber nilai
dalam kehidupan bermasyarakat mengajarkan banyak hal untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satunya yang terkandung di dalam sila ke-dua yang
mengandung nilai kemanusiaan. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang bisa diterapkan adalah
adanya sikap saling mengakui terhadap sesama manusia serta memperlakukan adil
diantara sesama.
Nilai Persatuan Bangsa dalam Pasal
Ketiga
Bunyi sila ‘Persatuan Indonesia’
mengandung nilai Pancasila yang begitu besar. Dalam satu sila yang singkat ini
mengandung nilai-nilai Pancasila yang mengacu pada persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, di tengah perbedaan yang ada. Dari sila ini juga diperoleh
nilai jika kekuatan terbesar dari Indonesia adalah perbedaan yang bisa tetap
bersatu. Untuk itulah kita sebagai generasi muda harus menjaga persatuan
tersebut.
Nilai Kerakyatan dalam Sila Keempat
Masih membahas Pancasila sebagai
sumber nilai, sumber nilai instrumental Pancasila selanjutnya yang bisa
ditemukan di sila ke empat Pancasila adalah tentang kerakyatan. Dimana di
dalamnya terkandung nilai yang lebih dalam yang menjelaskan kedaulatan yang ada
di tangan rakyat serta budaya musyawarah untuk mufakat guna mengambil sebuah
keputusan.
Nilai Keadilan Sosial dalam Sila
Kelima
Nilai instrumental Pancasila yang
ditunjukkan oleh sila ke lima Pancasila berkaitan dengan keadilan sosial.
Pancasila sebagai sumber nilai yang menjadi pedoman hidup dalam sila kelima ini
mengedepankan keseimbangan antara hak dan kewajiban serta kewajiban untuk
menghormati hak orang lain. (
http://pengertianparaahli.com/nilai-nilai-pancasila/)
2.1.9 Pengertian Nilai Etika Sosial Dan Budaya
Etika
ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali
sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai,saling
mencintai, dan tolong menolong di antara sesame manusia dan anak bangsa.
Senafas dengan itu juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat
kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa. Untukitu, perlu dihidupkan kembali budaya keteladanan yang harus
dimulai dan diperlihatkan contohnya oleh para pemimpin pada setiap tingkat dan
lapisan masyarakat. etika sosial dan budaya telah menjadi nilai-nilai luhur
budaya bangsa indonesia sejak dahulu yang tercermin pada Pancasila yang menjadi
pedoman hidup bangsa indonesia. Yang setiap hari berusaha di implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang
ramah serta menjunjung tinggi dan melestarikan nilai nilai budaya yang
dimilikinya.Hal ini merupakan bukti bahwa nilai etika sosial dan budaya telah
menjadi nilai-nilai luhur budaya Indonesia.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pancasila sebagai sistem etika
Etika
dalam kehidupan sehari-hari bangsa indonesia adalah bersumber dari pancasila
disebut dengan etika pancasila.
Pancasila dikatakan layak menjadi etika bangsa indonesia karena terdapat
nilai-nilai di dalamnya yang mengandung semua aspek nilai kehidupan dari zaman
nenek moyang.
1. Nilai
Ketuhanan
Etika
yang bersumber dari nilai ketuhanan adalah etika yang menerapkan adab kehidupan
berdasar perinth dan larangan dari tuhan atau bisa juga dikatakan bahwa etika
tersebut adalah etika dalam beragama dan hubungan antar agama.Namun
masing-masing agama menerapkan etikanya sendiri. Contonya etika agama islam
berbeda dengan aama hindu. Di dalam pancasila etika beragama mencakup hal-hal
umum spiritual sperti
·
Menghormati agama lain dengan tidak
mengganggu dalam beribadah
·
Menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi
larangannya
·
Saling bergotong royong dalam sesama
umat atau antar umat beragama dalam mewujudkan keharmonisan berkehidupan
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari:
·
Masjid dan gereja yang bersebelahan di
Solo
·
Tradisi berqurban kerbau di bali untuk
menghormati umat hindu di Bali
2. Nilai
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Etika
yang bersumber dari dari nilai kemanuisaa yang adil dan beradab adalah etika
yang sesuai dengan prinsip keadilan dan keadaban. Keadilan maksudnya adalah
keseimbangan jasmani dan rohani, lahir dan batin, makhluk yang mempunyai hak
dan kewajiban. Sedangkan keadaban maksudnya bahwa seorang manusia mempunyai
akal sehat yang mampu menerapkan adab daripada hewan dan binatang.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari:
·
Makan pakai tangan kanan
·
Mandi diruangan yang tertutup
·
Minum dan makan pakai alas
·
Rasa toleransi pada makhluk lain
·
Rasa hormat pada sesamanya
·
Nilai persatuan atau sila ketiga
3. Nilai
Persatuan
Etika
yang bersumber dari nilai persatuan adalah etika yang memperkuat perstuan. Bisa dikatakan manusia
harus memiliki rasa untuk bertoleransi untuk bersatu. Apa-apa yang menghasilkan
perpecahan harus dihindari karena dapat memecah belah sebuah peratuan, seperti
sifat egoisme, sifat intoleran dan lain-lain.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari:
·
Saling bergotong royong dalam
melaksanakan sesuatu
·
Saling menolong
·
Saling menghormati
·
Tidak egois
·
Nilai kerakyatan
4.
Nilai Kerakyatan
Etika
yang bersumber dari Nilai kerakyatan adalah etika yang dalam bermasyarakat
hendaknya memintingkan kepentingan umum dan menjunjug tinggi musyawarah untuk mufakat.
Semua permasalahan harus diperbincangkan dengan kepala dingin untuk membuat
kesepakatan semua pihak. Agar baik minoritas dan mayoritas bisa mendapatkan
haknya.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari
·
Rapat
·
Pertemuan di balai desa
·
Negosiasi dan mediasi
5. Keadilan
Sosial
Etika
yang bersumer dari keadilan sosial adalah etika yang menerapkan keadilan bagi
keseluruhan individu. Maksudnya Etika yang dapat memberikan individu tersebut
hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Etika ini bertujuan agar manusia
bisa mendapatkan hak dan kewajibannya sehingga dapat mencapai kesejahteraan.
2.2.2 Pancasila sebagi sistem etika dalam perspektif sosial budaya
Pancasila sebagi sistem etika dalam perspektif sosial
budaya adalah etika sosial budaya yang
ada di masyarakat yang merupakan jabaran dari nilai yang ada di pancasila.
a.
Etika-etika sosial dan budaya yang ada
di masyarakat :
• Sopan dan ramah pada
siapa saja
• Memberikan perhatian
kepada orang lain/tidak mementingkan diri sendiri
• Menjaga perasaan
orang lain
• Ingin membantu
• Memiliki rasa toleransi
• Dapat menguasai diri
• mengendalikan emosi
dalam setiap situasi
b.
Contoh kebudayaan yang bertentangan
dengan pancasila
walaupun
Pancasila adalah refleksi dari kebudayaan-kebudayaan luhur Indonesia, namun
masih ada beberapa kebudayaan yang bertentangan dari nilai pancasila
Tradisi
atau kebiasaan suku-suku di Indonesia yang bertentangan dengan norma-norma
Pancasila. Diantaranya sebagai berikut :
Ø Tradisi Adat Batak
Dilihat
dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-1. Mangongkal Holi merupakan upacara adat
menggali tulang-tulang orangtua (leluhur) yang sudah meninggal. Pasu-pasu Raja,
Adat batak ketika ada perkawinan, kedua mempelai tidak melakukan pemberkatan di
gereja melainkan meminta berkat dan mempercayakannnya pada tua-tua kampung.
Bahkan mereka lebih mempercayai dan menyerahkan segala sesuatunya pada petua
adat.
Ø Tradisi Adat Jawa
Dilihat
dari pelanggaran norma Pancasila sila ke-2. Tradisi Tumbal nyawa manusia di
percaya masih di pratekan oleh sebagian orang di Indonesia. Tradisi tumbal ini
merupakan persembahan kepada mahluk gaib/jin yang menunggu suatu tempat atau
benda. Tradisi ini sungguh-sungguh melanggar sila ke-2 karena perbuatan
tersebut tidak menunjukan adab yang baik sebagai hamba tuhan dan warga negara
Indonesia. Selain itu ada juga kebiasaan adat jawa yang menganggap bahwa
wanita harus selalu mengurusi urusan
rumah tangga, tapi sekarang sudah tidak banyak yang beranggapan seperti ini.
Ø Tradisi Adat Bali
Dilihat
dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-5. Tokoh pahlawan wanita R.A
Kartini mengajarkan kita bahwa wanita juga punya hak dan derajat yang sama
dengan laki-laki. Selanjutnya, tradisi Omed-omedan adalah tradisi berciuman
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrimnya dan dilakukan secara
masal. Terkadang pada tradisi ini si wanita menangis karena berciuman dengan
laki-laki yang bukan mukhrim dan tersakiti karena para lelaki yang melakukannya secara paksa.
Ada juga tradisi Ngaben di Denpasar bali yang bertentangan dengan sila ke-1 dan
tradisi Perang pandan di Tenganan Karangasem Bali yang bertentangan dengan sila
ke-3 karena bisa menimbulkan dendam dan perpecahan.
Ø Tradisi Adat Papua
Dilihat
dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang suku di Lembah Baliem
yang diadakan setiap tahun, tradisi ini melanggar sila ke-3 karena dapat
menghancurkan kekerabatan suku-suku di papua. Tradisi Potong jari suku Dani di
wamena melanggar norma sila ke-1 karena agama tidak mengajarkan untuk menyakiti
diri sendiri atau orang lain, sekaligus melanggar sila ke-5 sebab ada satu
pihak yang dirugikan karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya, padahal
setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk memutuskan hal yang ingin dan
tidak ingin dilakukannya.
Ø Tradisi Adat Nusa Tenggara Timur
Dilihat
dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang pasola di Sumbawa
merupakan kegiatan perang antar desa yang menggunakan senjata lembing sambil
mengendarai kuda, kegiatan ini sangat berbahaya karena tidak menggunakan alat
pelindung sama sekali. Perang pasola biasanya di ikuti oleh beberapa desa di
sumbawa, tradisi ini dapat menimbulkan dendam, perpecahan dan permusuhan antar
desa-desa di sumbawa.
Demi
mendapat solusi atas problem yang terjadi pada tradisi suku-suku di Indonesia
yang bertentangan dengan norma-norma Pancasila. Tentu bukan hal yang mudah
dalam menghadapi permasalahan semacam ini. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama yang baik antara pemerintah, tokoh agama dan suku adat yang
bersangkutan agar tidak terjadi selisih paham dan supaya agama, adat, budaya,
dan tradisi asli Indonesia bisa sejalan dan tidak hilang kemudian tetap di
jalankan tanpa bertentangan dengan norma-norma Pancasila.
c.
Faktor yang mempengaruhi semakin
hilangnya etika sosial budaya
Akhir-akhir
ini banyak masyarakat yang telah meninggalkan etika sosial dan budaya, seperti
budaya salam, tolong menolong dan gotong royong. Semua itu dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya
1.
Masuknya budaya
asing
Masuknya
budaya barat dapat mengikis jati diri bangsa. Kebiasaan buruk yang timbul
akibat budaya barat adalah dugem, seks bebas juga narkoba. Untuk itu kita harus
pintar-pintar menyaring kebudayaan asing tersebut. Budaya yang tak sesuai
dengan Pancasila harus di jauhi.
2.
Globalisasi dan
kemajuan teknologi
Ada
dampak positif dan dampak negatif dai globalisasi. Positifnya manusia menjadi
mudah dalam berkomunikasi, mempelajari iptek dan mengembangkannya. Negatifnya,
tradisi menjadi semakin pudar contohnya anak-anak sekarang enggan belajar dan
lebih memilih bermain gadget.
3.
Ajaran etika
yang sudah tidak diterapkan oleh orang tua kepada anaknya
Etika
sangat perlu dalam kehidupan, untuk itu etika harus diajarkan sejak dini.
Disinailah peran orang tua dalam memberikan pendidikan perilaku bagi anaknya.
Namun di zaman yang serba ini, uang menjadi dewa. Artinya banyak orang tua yang
lebih memilih sibuk bekerja untuk mencari uang sebanyak-banyaknya daripada
mengajari anak bagaimana beretika yang baik.
4.
Pergaulan bebas
Pergaulan
bebas merupakan salah satu akibat masuknya budaya asing yang buruk. Hal ini
biasanya terjadi pada anak yang kurang mendapat perhatian dan arahan dari
keluarga. Seseorang yang telah terkena peraulan bebas akan cenderung melakukan pelanggaran
etika dan norma yang lain seperti narkoba dan seks bebas
5.
Diskriminasi
sara
SARA
adalah masalah yang sangat sensitif di Indonesia, kebudayaan yang heterogen tak
hanya menimbukan dampak psitif namun juga dampak negatif, salah satunya
diskriminasi SARA. Banyak sekali kita jumpai diskriminasi SARA di kehidupan
sehai-hari. Contohnya sebagian besar ras papua akan cenderung dikucilkan karena
warna kulit dan bentuk tubuh yang tak sama dengan ras Indonesia yang berkulit
sawo matang.
6.
Paham
individualisme yang di mayoritas
Seperti
yang telah dibahas, bahwa perkembangan teknologi juga tidak dipungkiri membawa
dampak yang bernama individualisme. Di zaman sekarang mayoritas masyarakat
telah menganut paham ini. Teknologi menjadi teman hidup dan uang menjadi dewa.
Jadi orang sudah tidak perduli dengan orang lain, mementingkan hasrat sendiri,
juga hilangnya sebagian sosialisasi antar manusia..
BAB
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
keseluruhan isi bisa disimpulkan bahwa etika adalah suatu aturan dari
masyarakat unuk menentukan perilaku baik dan buruk seseorang. Etika pancasila
adalah netika yang terjabar dari keselurahan nilai pancasila. sedangkan nilai-nilai
pancasila sendiri meliputi semua nilai dari zaman nenek moyang yang telah
menjadi kebiasaan bermasyarakat. Artinya, etika dibuat oleh masyarakat untuk
mengatur pola praktik bermasyarakat. Dari etika kita dapat menilai dan
menimbang karakteristik seorang individu. Namun, etika akan menyesuaikan dengan
keadaan lingkungan, ideologi, kebudayaan dan kebiasaan. Dengan kata lain ada
etika umum dan etika khusus. Etika umum adalah etika dalam masyarakat luas yang
terdiri dari keragaman sedangkan etika khusus adalah etika yang ada di daerah
tertentu yang masyarakatnya seragam.
Etika
sosial budaya adalah etika dalam berkehidupan sosial dan berkehidupan budaya
dalam masyarakat. Etika ini sebagai salah satu etika yang hadir dari penjabaran
nilai pacasila. Etika sosial budaya terlahir dari kebiasaan sosial dan budaya
dari masyarakat. Sama halnya dengan etika yang lain, etika sosial budaya juga
bersifat umum dan khusus bergantung dari kondisi dimana etika tersebut
terlahir. Contoh etika sosial yang paling umum di Indoneisia adalah menghormati
orang yang lebih tua dan contoh etika budaya di Indonesia adalah saling
menghormati antar budaya. Sedangkan etika sosial dan budaya yang khusus,
terdapat pada masing-masing golongan biasanya bergantung pada SARA
3.2
Saran
Dengan
mempertimbangkan kesimpulan isi dari makalah ini. Saran dari kami bahwa
seharusnya bangsa Indonesia tetaplah menjalankan etika pancasila dengan
sebenar-benarnya supaya tercipta kedamaian, keharmonisan dan kesejahteraan
dalam bermasyarakat. Tidak tergerus dengan keadaan zaman yang semakin lama
memaksa untuk meninggalkan etika pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
sehingga akhir-akhir ini menimbulkan kerusuhan dan perpecahan bangsa.
Daftar
Pustaka

Komentar
Posting Komentar